Jambi, Indonesiamenyala.com- Baru-baru ini, analisis menunjukkan bahwa Generasi Z dan milenial di Indonesia semakin kesulitan untuk memiliki rumah. Namun, kondisi ini diperburuk dengan munculnya perilaku doom spending atau belanja impulsif, yang membuat banyak dari mereka diprediksi akan semakin miskin. Ironisnya, meskipun banyak yang mengeluhkan daya beli yang menurun di media sosial, fenomena viral seperti FOMO (Fear of Missing Out) membeli barang-barang seperti boneka Labubu tetap menggoda.
Tampak di sekitar kita, setiap kali ada restoran baru yang dibuka, orang-orang langsung menyerbu. Promo pada tanggal kembar juga tak pernah sepi peminat. Ini menunjukkan bahwa meskipun situasi ekonomi tidak stabil—dengan harga kebutuhan pokok yang terus naik dan gaji yang stagnan—semangat belanja tetap tinggi.
Namun, perlu diingat bahwa ini bukan sepenuhnya kesalahan generasi muda. Mereka hidup di era di mana teknologi dan media sosial mempengaruhi keputusan konsumsi dengan sangat kuat. Gaya hidup yang dipamerkan di platform-platform ini sering kali menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.
Solusi untuk Menghadapi Doom Spending
1. Jangan Terjebak FOMO: Pertanyakan keinginan untuk mengikuti tren viral. Kesehatan finansial lebih penting daripada sekadar tampil sesuai tren.
2. Edukasi Keuangan: Penting untuk memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Alih-alih membeli barang demi gengsi, fokuslah pada fungsi dan manfaat.
3. Terapkan Budgeting: Buat rencana keuangan yang jelas. Dengan budgeting yang baik, Anda bisa menghindari keluhan tentang uang habis tanpa sebab.
4. Latihan Self-Control: Mengendalikan diri merupakan kunci. Dalam banyak budaya, termasuk Islam, praktik puasa bisa menjadi metode untuk melatih disiplin.
5. Manajemen Emosi: Pahami bahwa emosi dapat mempengaruhi pola belanja. Belanja sebagai pelarian hanya akan menambah beban.
6. Kembali ke Kebutuhan Dasar: Fokuslah pada apa yang benar-benar diperlukan. Singkirkan keinginan untuk membeli barang-barang yang tidak esensial, sehingga keuangan tetap stabil.
Menyikapi Realitas Doom spending menjadi tantangan yang kompleks, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi. Namun, dengan kesadaran yang lebih tinggi tentang pengelolaan keuangan, generasi muda dapat menemukan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan hidup dan menikmati hidup dengan bijak. Ini bukan hanya tentang menghindari belanja impulsif, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih cerah. Mari kita dukung upaya mereka untuk beradaptasi dan tumbuh di era yang penuh tantangan ini.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.