Dengan adanya upaya yang lebih besar untuk mengoptimalkan fungsi keluarga, mengurangi angka perkawinan anak, dan menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan ramah anak, diharapkan krisis kesehatan mental di kalangan remaja dapat ditangani dengan lebih efektif.

Indonesiamenyala.com- Kesehatan mental adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Sayangnya, kesehatan mental seringkali diabaikan, padahal memiliki dampak besar pada kualitas hidup kita.

Menurut survei Asia Care Survey 2024, masyarakat Indonesia khawatir dengan gangguan kesehatan mental seperti stres, gangguan tidur, kecemasan, dan gangguan kognitif. Dari data survey tersebut 20,7% Responden khawatir mengalami depresi, 9,1% khawatir mengalami kognitif.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai kesehatan mental, yang pertama adalah Kesehatan mental merupakan hak asasi manusia yang fundamental. Yang kedua, Masalah kesehatan mental juga dapat menyebabkan disabilitas dan kematian dini. Dan yang ketiga adalah Masalah kesehatan mental yang tidak teratasi pada masa anak-anak atau remaja dapat berdampak pada perkembangan emosi dan sosial di masa dewasa.
Indikator sehat mental adalah memiliki hubungan yang positif, rasa empati, dan kemampuan memanfaatkan kognitif skill.

Selain data tersebut ada beberapa data lain yang dilakukan oleh berbagai bidang penelitian yang membahas tentang dampak dari permasalahan mental

Dilansir dari, data survey yang di lakukan oleh Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja (34,9%) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir; 1 dari 20 remaja (5,5%) atau setara dengan 2,45 juta remaja Indonesia memiliki satu gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, hanya 2,6% remaja dengan masalah kesehatan mental yang pernah mengakses layanan yang menyediakan dukungan atau konseling untuk masalah emosi dan perilaku dalam 12 bulan terakhir.

Kemudian diperkuat dengan menambahkan indikator kegiatan pembangunan peningkatan kualitas perlindungan anak terkait isu kesehatan mental, yaitu persentase remaja usia 10-17 tahun yang mengalami gangguan mental. Agar persentase tersebut menurun, upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah perlu diteruskan, diperkuat, dan diakselerasi.

Sementara itu, Child Protection Officer – UNICEF Indonesia, Asep Zulhijar, menekankan bahwa program kesehatan mental dan psikososial harus dijalankan lintas sektor karena psikososial anak berefek pada aspek perkembangan dan sosial anak. Saat ini sedang “populer” bullying secara online atau techno anxiety, serta adanya eco anxiety akibat dari perubahan iklim yang menjadi tantangan tambahan bagi kesejahteraan mental anak.

Selain itu juga wacana pemerintah Indonesia dalam upaya mencegah terjadinya masalah mental terhadap usia Remaja tersebut juga cukup memperhatikan dengan menugaskan Perencana Ahli Madya/Dit. Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas, Yosi Diani Tresna, menyampaikan bahwa dalam Rancangan Akhir RPJPN Tahun 2025-2045, kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan upaya kesehatan dan memperkuat sistem kesehatan, di mana salah satu kebijakan untuk meningkatkan upaya kesehatan adalah dengan menekankan penguatan kesehatan mental. Harapannya, dengan adanya upaya yang lebih besar untuk mengoptimalkan fungsi keluarga, mengurangi angka perkawinan anak, dan menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan ramah anak, diharapkan krisis kesehatan mental di kalangan remaja dapat ditangani dengan lebih efektif.

Melihat dari data survey di atas, tentunya sebagai kaula muda juga kita harus mempersiapkan diri (Prepare) agar Ancaman dari permasalahan mental tidak berdampak terhadap diri kita khususnya serta keluarga dan lingkungan di sekitar kita.

Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan dalam menjaga kesehatan mental,

*1. Gaya hidup sehat:* Mengonsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan berolahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan mental.
*2. Mengelola stres:*
Belajar teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres.
*3. Membangun hubungan sosial yang positif:* Menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat dan membangun hubungan yang sehat dapat meningkatkan kesehatan mental.
*4. Mencari bantuan profesional:*
Jika Anda mengalami masalah kesehatan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog, psikiater, atau profesional kesehatan mental lainnya.

Tidak menjaga kesehatan mental dapat memiliki dampak yang serius pada berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan kesehatan mental dari sejak usia dini. *Hm

Baca juga:  Delusi Pemerintah Di Balik Kebijakan Angkutan Batu Bara Jambi