Jakarta, Indonesiamenyala.com —Perekonomian Indonesia mengalami perlambatan di awal tahun 2025, seiring dengan meningkatnya tekanan eksternal dan lesunya permintaan global. Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2025 diperkirakan melambat menjadi sekitar 4,8%, turun dari capaian 5,11% pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain turunnya volume ekspor akibat perlambatan ekonomi di Tiongkok dan kawasan Eropa, serta tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang kini menembus angka Rp16.050 per dolar.
Sektor industri pengolahan dan ekspor barang mencatatkan kontraksi, sementara konsumsi rumah tangga pun mulai melemah akibat kenaikan harga pangan dan energi. Di sisi lain, investasi swasta belum menunjukkan pemulihan signifikan, terutama di sektor manufaktur dan konstruksi.
“Kita sedang berada dalam situasi yang menantang. Meski fundamental masih kuat, tekanan global sangat memengaruhi aktivitas ekonomi dalam negeri,” ujar Dr. Rina Wulandari, ekonom dari Universitas Indonesia.
Pemerintah merespons perlambatan ini dengan mengakselerasi belanja infrastruktur dan mempercepat penyaluran bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat.
Bank Indonesia juga tetap waspada terhadap volatilitas eksternal dan menegaskan komitmennya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan nasional.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.