Jambi, Indonesiamenyala.com – Suasana panas menyelimuti Gedung DPRD Provinsi Jambi saat aksi demonstrasi damai yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa Melawan pada Rabu, (23/4/2025) mendapat tanggapan mengejutkan dari Ketua DPRD Provinsi Jambi, Muhammad Hafiz Fattah.

Dalam interaksinya dengan massa aksi, Hafiz Fattah melontarkan pernyataan yang langsung menyulut amarah publik: “Kalau kamu keras saya juga bisa keras. Apo selero kau?”

Pernyataan itu terekam jelas dan menyebar cepat di media sosial, mengundang gelombang kritik dari berbagai pihak.

Salah satu yang angkat bicara dengan nada keras adalah mantan Ketua GMNI Jambi, Wiranto B. Manalu. Ia mengecam sikap Ketua DPRD yang dinilai penuh arogansi dan jauh dari etika seorang pejabat publik.

Baca juga:  ASN Polda Jambi, yang sempat Viral karena Perko*a Anak Kandungnya Sendiri Akhirnya Ditangkap

“Itu bukan jawaban seorang pemimpin yang digaji dari uang rakyat. Kalau kamu keras, saya juga bisa keras? Ini bukan sabung ayam! Ini negara demokrasi. Mahasiswa datang menyuarakan aspirasi, bukan untuk dijadikan lawan debat adu nyali oleh pejabat,” tegas Wiranto.

Aksi mahasiswa yang digelar sejak pagi itu membawa berbagai tuntutan dari isu nasional hingga isu lokal Jambi yang belum mendapatkan solusi.

Wiranto juga menilai ucapan “Apo selero kau?” sebagai bentuk penghinaan terhadap intelektualitas mahasiswa dan mencerminkan rendahnya kualitas kepemimpinan legislatif daerah.

“Kita tidak butuh pemimpin yang merasa superior hanya karena duduk di kursi empuk. Mahasiswa bukan musuh, mereka adalah mitra kritis demokrasi. Kalau tidak sanggup dikritik, sebaiknya mundur saja!” ujarnya lantang.

Baca juga:  Peningkatan Luasan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi Capai 1.184,44 Ha

Meskipun aksi berakhir damai, tensi meningkat akibat gaya komunikasi provokatif dari Ketua DPRD tersebut. Mahasiswa berkomitmen akan terus mengawal isu ini dan memastikan tidak ada arogansi kekuasaan yang dibiarkan tumbuh subur di lembaga legislatif.

Lebih lanjut, Wiranto menegaskan arogansi dalam kekuasaan adalah benih otoritarianisme.