“Kami telah melakukan dua kali audiensi, namun tuntutan kami belum dipenuhi. Sehingga kami melakukan aksi demo sebagai bentuk perjuangan mahasiswa,” ungkap Edilan, Ketua Umum HMI Cabang Kerinci.
Kerinci-Sungai Penuh, Indonesiamenyala.com – Setelah melakukan dua kali audiensi dengan pihak kampus, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kerinci-Sungai Penuh akhirnya memilih untuk menggelar aksi demo di kampus IAIN Kerinci pada 10 Maret 2025. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap potongan dana KIP K senilai 2,5 juta rupiah per mahasiswa.
Pada 24 Januari 2025, dilantiknya pengurus HMI Cabang Kerinci. Kemudian, pada 3 dan 18 Februari 2025, HMI mengadakan audiensi dengan pihak rektorat IAIN Kerinci untuk menyampaikan aspirasi dan meminta agar potongan tersebut dihentikan. Namun, meski sudah ada dua kali beraudiensi, tuntutan HMI tidak digubris oleh pimpinan kampus. Andai saja tuntutan HMI di penuhi pada saat Audiensi, langkah Demonstrasi pasti tidak akan diambil.
Malam sebelum aksi demo, tepatnya pada 8 Maret 2025, pengurus HMI mengadakan buka bersama dan Berdiskusi lalu menyepakati untuk melakukan demonstrasi sebagai langkah setelah upaya dialog yang tidak membuahkan hasil. “Kami telah melakukan dua kali audiensi, namun tuntutan kami belum dipenuhi. Sehingga kami melakukan aksi demo sebagai bentuk perjuangan mahasiswa,” ungkap Edilan, Ketua Umum HMI Cabang Kerinci.
Edilan menjelaskan bahwa meskipun IAIN Kerinci kini dipimpin oleh rektor baru, perjuangan ini sudah dimulai sebelum rektor baru dilantik. “Kami akan tetap melakukan langkah ini, tidak peduli siapapun yang menjabat sebagai Rektor,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa proses ini sudah berjalan sejak masa kepemimpinan rektor sebelumnya dan HMI akan terus memperjuangkan hak mahasiswa hingga potongan KIP K ini dihentikan.
Sementara itu, perhitungan kasar menunjukkan bahwa jika potongan KIP K sebesar 2,5 juta rupiah / semester, diberlakukan pada 600 mahasiswa setiap 6 bulan/per semester dan selama tiga tahun sudah berjalan program tersebut, maka jumlah total yang terpotong bisa mencapai sekitar 5 miliar rupiah. Jumlah yang sangat besar ini, menurut HMI, harus segera dihentikan agar dana tersebut bisa digunakan secara maksimal untuk kepentingan mahasiswa tidak mampu.
Aksi ini menggambarkan keteguhan HMI dalam memperjuangkan hak mahasiswa dan menuntut transparansi serta keadilan di kampus. Jika tuntutan mereka tetap tidak diindahkan setelah demo kemarin, HMI tidak akan tinggal diam. “Kami akan melanjutkan aksi ini, tidak hanya di kampus, tetapi juga di Polres, Kejaksaan, dan lembaga terkait lainnya untuk memastikan masalah ini diselesaikan dengan tuntas,” tegas Edilan.
Lanjutnya Edilan Menegaskan, yang didemo HMI Pokus persoalan KIP-K, bukan persoalan Rektor Baru atau Rektor lama, hari ini yang sudah di Lakukan Wajib harus di pertanggung jawaban oleh pihak IAIN Kerinci.
Aksi ini semakin menunjukkan bahwa HMI berkomitmen untuk memperjuangkan hak mahasiswa, dan kami mengajak seluruh mahasiswa untuk mendukung gerakan ini demi penyelesaian masalah yang Jelas, Transfaran dan adil.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.