Jambi, Indonesiamenyala.com – Kebijakan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara mandiri menuai sorotan dari kalangan mahasiswa. Salah satunya datang dari seorang mahasiswa semester 6 UIN STS Jambi Fachi Azzikra yang menyampaikan penolakannya secara terbuka, dengan alasan efisiensi anggaran dan keberpihakan terhadap kondisi ekonomi mahasiswa.

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa penolakan ini bukan karena keengganan untuk berkontribusi atau mengabdi kepada masyarakat. Sebaliknya, mahasiswa tersebut mengaku memahami pentingnya KKN sebagai bagian dari implementasi ilmu dan pengabdian. Namun, pelaksanaan KKN mandiri dinilai justru memberatkan secara finansial.

“Sebagai mahasiswa, kami harus menanggung banyak beban biaya—mulai dari uang kuliah, kebutuhan hidup sehari-hari, hingga keperluan akademik lainnya. Dengan diberlakukannya KKN mandiri, seluruh beban akomodasi, transportasi, konsumsi, dan perlengkapan kegiatan menjadi tanggung jawab pribadi mahasiswa. Ini sangat tidak efisien dan menambah beban baru di tengah ketidakpastian ekonomi,” ungkapnya.

Baca juga:  Lanjutkan Pengentasan Stunting, PTPN IV PalmCo Segera Bagikan PMT Pemulihan untuk Ribuan Anak Indonesia

Ia berharap pihak kampus dapat menyusun skema KKN yang lebih terstruktur dan kolektif, dengan pengelolaan anggaran yang lebih baik. Menurutnya, dengan pengorganisasian yang tepat, tujuan dari KKN tetap bisa tercapai tanpa harus mengorbankan kondisi finansial mahasiswa.

“Penolakan ini bukan bentuk pembangkangan, tetapi suara keprihatinan. Kami mendesak adanya kebijakan yang lebih adil dan berpihak, demi keberlangsungan pendidikan mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi,” pungkasnya.

Pernyataan ini menjadi catatan penting bagi pihak perguruan tinggi agar mengevaluasi kebijakan pelaksanaan KKN dan mempertimbangkan dampaknya terhadap mahasiswa, khususnya dalam aspek ekonomi dan pemerataan kesempatan belajar.