Indonesiamenyala.com – Hai sobat INALA. Bagi sebagian orang mungkin masih belumterlalu Familiyar dengan Cancel Culture. Cancel Culture itusebenarnya apa sih? Bahasa sederhananya Cancel culture itumerupakan penolakan terhadap seseorang yang dilakukan secaramassal yang diakibatkan oleh kesalahan yang dilakukan orang tersebut. Biasanya cancel culture ini kerap diberikan kepada Publikfigure baik itu diluar maupun dalam negri, terkadang acapkalimereka yang melakukan cancel culture ini memberikan tekanansocial pada mereka yang terdampak. Apakah Cancel cultre iniberdampak positif atau bahkan negarif? Mari kita bahas.
Kemunculan istilah cancel salah satunya berasal dari film New Jack City (1991). Dalam sebuah adegan di mana seorang priamemutuskan hubungan dengan pacarnya, ia menggunakan kata “cancel”. Jadi, istilah cancel awalnya berarti menghapus seseorangdari kehidupan kita. Istilah ini kemudian menjadi populer di tahun2014, ketika salah satu aktor reality show Love and Hip-Hop: New York mengatakan “You’re canceled” kepada pacarnya saat merekabertengkar. Kata Cancel itu sendiri menjadi popular di X sehinggamendapat respon oleh warganet yang membuat istilah tersebutdigunakan sebagai reaksi atas suatu yang tidak kita setujui baikdalam konteks serius maupun bercanda.
Di Indonesia sendiri bagaimana? Ternyata cancel culture inisudah merambat sampai keindonesia dimana yang kita ketahuipublic figure bernama Najwa Shihab atau yang akrab dipanggilMbak Nana ini tidak luput dari kejaran Netizen yang berawal dariucapannya disalah satu platform media social “Nggak jadi (pakaipesawat) komersil, sekarang (Jokowi) nebeng TNI AU,” ucapNajwa. Kata-kata tersebut menjadi petikan api dikalanganpendukung Jokowi yang dianggap tidak etis. Dari amarah yang meluap, ada pula yang membakar buku ‘Catatan Najwa’ yang rilispada 2016. Tidak hanya Mbak Nana ada juga public figure yang masalahnya sedang ramai dibahas saat ini tentang pernyataanAbidzar yang mengaku tidak menonton drama Korea “A Business Proposal” meskipun ia terlibat dalam versi remake Menurutnya, iaingin membangun karakternya sendiri tanpa terpengaruh versi asli. Pernyataannya pun langsung jadi bahan perbincangan dan tak sedikityang mengkritiknya. Banyak yang menilai sikapnya kurangprofesional, terutama karena film yang ia bintangi merupakanremake, yang seharusnya tetap menghormati karya aslinya. Dari dampak tersebut film yang dibintangi Abidzar menjadi sepi peminat, Warganet berbondong-bondong menyerukan agar tidak menontonfilm tersebut.
Nahh, apakah ini bisa dikatakan bentuk perundungan Online?? Cancel culture dapat berpotensi menjadi bentuk perundungan online, terutama jika kritik yang diberikan berlebihan atau bersifatmenyerang secara pribadi. Kasus Abidzar menunjukkan bagaimanareaksi netizen bisa melampaui kritik konstruktif dan berujung padahujatan yang dapat dianggap sebagai pembullyan.
Definisi Pembullyan dalam Konteks Cancel Culture
Ciri-ciri Pembullyan dalam Kasus Abidzar
Perbedaan antara Kritik dan Pembullyan
Sebenarnya Cancel culture bisa menjadi cara agar masyarakatdapat menuntut pertanggung jawaban, tetapi di sisi lain juga bisaberubah menjadi hukuman sosial yang berlebihan tanpa memberikesempatan bagi seseorang untuk belajar atau memperbaikikesalahannya. Cancel culture memiliki dampak positif dannegatif. Di sisi positif, ia dapat mendorong akuntabilitas dankesadaran sosial, membantu mengatasi ketidakadilan. Namun, di sisi negatif, cancel culture dapat menyebabkan kerusakan reputasi, depresi, dan ketakutan di kalangan individu yang menjadi target, secara tidak sadar menciptakan suasana intimidasi.
Dampak Positif dari Cancel Culture
Dampak Negatif dari Cancel Culture
Ternyata devenisi dari cancel culture ini banyak sekalipembelajarannya, dan ternyata dampaknya juga tidak main-main, kita adalah orang yang mendukung tidak adanya perundunganonline tapi ternyata secara tidak sadar kitalah pelaku utamanya. Maka dari itu bijaklah dalam mengambil keputusan, semua orang pasti melakukan kesalahan.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.