Jakarta,indonesiamenyala.com – 1 Mei 2025 – Ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja hari ini turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Aksi ini menjadi momen tahunan untuk menyuarakan aspirasi terkait peningkatan kesejahteraan, perlindungan hak-hak pekerja, serta kritik terhadap kebijakan yang dinilai merugikan kelas pekerja.
Dengan mengenakan atribut seragam organisasi, membawa spanduk dan pengeras suara, para demonstran bergerak menuju titik-titik strategis seperti Istana Negara, gedung DPR, dan kantor-kantor pemerintahan daerah. Sejumlah tuntutan yang disuarakan tahun ini antara lain adalah kenaikan upah minimum yang adil, penolakan terhadap pasal-pasal kontroversial dalam UU Cipta Kerja, serta penguatan jaminan sosial dan sistem kerja yang manusiawi.
Hari Buruh Internasional sendiri memiliki akar sejarah yang panjang. Peristiwa ini bermula dari perjuangan buruh di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886, yang menuntut pemberlakuan jam kerja 8 jam sehari. Aksi besar-besaran di Chicago saat itu berujung pada insiden berdarah yang dikenal sebagai Tragedi Haymarket, namun justru menjadi simbol perjuangan buruh global. Sejak itu, 1 Mei ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional oleh organisasi buruh sedunia.
Di Indonesia, Hari Buruh mulai diperingati sejak era kolonial pada 1920, namun sempat dilarang di masa Orde Baru. Baru pada tahun 2013, pemerintah Indonesia menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional, sebagai bentuk pengakuan atas pentingnya peran pekerja dalam pembangunan bangsa.
Di era digital dan pascapandemi seperti sekarang, tantangan buruh semakin kompleks. Isu fleksibilitas kerja, digitalisasi, dan ancaman PHK massal akibat otomasi menjadi perhatian utama. Para buruh berharap, peringatan May Day tidak sekadar seremoni tahunan, tetapi benar-benar menjadi pengingat bagi para pemangku kebijakan untuk membangun sistem ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.