Jakarta, Indonesiamenyala.com – Perekonomian Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kuartal kedua tahun 2024, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2% year-on-year. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan investasi asing dan konsumsi domestik yang kuat.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa sektor manufaktur dan jasa terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. “Kami melihat peningkatan dalam produksi industri dan ekspor, yang menunjukkan bahwa ekonomi kita berada pada jalur yang benar,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Investasi asing langsung (FDI) juga mengalami peningkatan signifikan, dengan total investasi mencapai USD 12 miliar pada paruh pertama tahun ini. Peningkatan ini terutama berasal dari sektor teknologi dan infrastruktur. Perusahaan-perusahaan teknologi global seperti Google dan Amazon telah mengumumkan rencana untuk memperluas operasinya di Indonesia, dengan investasi besar dalam pusat data dan layanan cloud.

Baca juga:  Gen Z dan Milenial: Terjebak dalam Doom Spending di Tengah Tantangan Ekonomi

“Indonesia semakin menjadi tujuan utama bagi investasi asing, terutama di sektor teknologi dan infrastruktur. Kami akan terus menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif untuk menarik lebih banyak investasi,” tambah Sri Mulyani.

Selain itu, Bank Indonesia mencatat penurunan inflasi menjadi 2,5%, yang merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir. Penurunan ini terutama disebabkan oleh stabilitas harga pangan dan energi. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa bank sentral akan terus memantau kondisi ekonomi global dan domestik untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Namun, tantangan masih ada di depan. Ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait dengan ketegangan perdagangan internasional dan fluktuasi harga komoditas, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat daya saing dan diversifikasi ekonomi guna menghadapi tantangan tersebut.

Baca juga:  Deflasi Lima Bulan Beruntun: Indonesia di Ujung Jurang Kesenjangan Ekonomi

Secara keseluruhan, prospek ekonomi Indonesia tetap positif, dengan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif serta upaya berkelanjutan untuk meningkatkan iklim investasi dan daya saing global.

**Peningkatan Bisnis Ritel dan E-commerce**

Di sektor bisnis, industri ritel dan e-commerce mengalami lonjakan pertumbuhan. Platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee melaporkan peningkatan transaksi hingga 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan belanja online.

CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, menyatakan bahwa perusahaan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “Kami melihat tren yang kuat menuju digitalisasi dan kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman belanja yang terbaik bagi pelanggan kami,” ujarnya.

Baca juga:  Gen Z dan Milenial: Terjebak dalam Doom Spending di Tengah Tantangan Ekonomi

Sektor ritel konvensional juga mengalami pemulihan dengan peningkatan penjualan di pusat perbelanjaan utama. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) melaporkan bahwa penjualan ritel tumbuh 7% pada kuartal kedua 2024, didorong oleh berbagai promo dan festival belanja.

Dengan prospek ekonomi yang cerah dan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor bisnis, Indonesia diproyeksikan akan terus menjadi salah satu ekonomi terbesar dan paling dinamis di Asia Tenggara.